WORMHOLE – Jalan Pintas Menuju Surga

Assalamualaikum wr wb..
Dear Pembaca,

Alhamdulillah telah terbit Buku Terbaru DTM-41:

‘WORMHOLE, Jalan Pintas Menuju Surga’

# Isi : Agus Mustofa mengajak Anda untuk membuka pintu-pintu langit menuju Surga. Sebuah kajian yang menarik dan mendalam secara Saintifik & Al Quran, Khas Tasawuf Modern.
# Harga Rp. 65.000
# Bisa dikirim
# Buku Ber TTD asli Penulis.

Silakan pesan di penerbit PADMA Press :
1. Tien 087 85 433 5454
2. Anna 081 330 461462
3. Citra 081 235 042 043
4. www.padmapress.com

~ salam ~

WORMHOLE - Jalan Pintas Menuju Surga

WORMHOLE – Jalan Pintas Menuju Surga

One thought on “WORMHOLE – Jalan Pintas Menuju Surga

  1. POTENSI EDUKATIF MANUSIA MENURUT SURAT AN-NAHL AYAT 78

    Oleh : Kamsudin Ridwan, S.Pd.I Mahasiswa pendidikan jenjang S2 Konsentrasi Supervisi Pendidikan Islam di Universitas Islam Malang).

    Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa, semenjak kehadirannya di dunia telah dibekali Allah SWT. dengan potensi-potensi edukatif. Potensi tersebut, yaitu pendengaran, penglihatan, dan akal (hati). Dengan potensi tersebut manusia dapat mengembangkan dirinya. Hal ini sejalan dengan Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 78 yang artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari dalam perut ibu kamu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apa pun dan Dia (Allah) telah menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan akal (hati) agar kamu bersyukur”.
    Dari ayat ini dapat dipahami bahwa seorang manusia yang terlahir ke dunia pada dasarnya tidak memiliki ilmu pengetahuan sedikit pun tentang sesuatu namun bersamaan dengan itu pula, Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang telah menganugerahkan kepada sang bayi tersebut dengan potensi-potensi edukatif, sehingga dengan potensi-potensi yang ada manusia dapat berkembang dan mengembangkan dirinya dalam hidup dan kehidupannya menuju titik kesempurnaannya.
    Potensi-potensi ini mestinya disyukuri dan disadari sebagai amanah dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang akan dipertangungjawabkan dihadapan-Nya. Potensi-potensi tersebut dapat berkembang secara wajar apabila manusia mendapatkan bantuan pendidikan.
    Dalam sebuah hadits Nabi SAW. dinyatakan bahwa “Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah atau bersih maka lingkungan sekitar di luar diri sang bayi yang akan memberikan warna atau pengaruh terhadap corak hitam putihnya perjalanan hidup sang bayi tersebut”. Hal senada juga diungkapkan oleh seorang John Locke dengan teori tabularasa bahwa seorang anak yang terlahir ke dunia bagaikan kertas putih yang belum dituliskan tinta dengan warna apa pun.
    Dari hadits dan pendapat seorang John Locke di atas, dapat disimpulkan bahwa kehadiran seorang anak ke dunia dalam keadaan lemah tak berdaya kemudian manusia tersebut berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dimana sang anak tersebut berada sehingga lama kelamaan berkembang menjadi manusia yang mengetahui banyak hal. Hal ini terjadi karena potensi-potensi edukatif manusia tersebut telah dikembangkan dan difungsikan secara berproses dan terus menerus.
    Dengan adanya pendidikan potensi-potensi edukatif tersebut diharapkan dapat berkembang secara wajar menuju titik kesempurnaan dan pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan manusia yang disebut sebagai insan kamil, manusia sempurna lahir maupun batin yang dapat memfungsikan potensi-potensi edukatif tersebut secara seimbang sesuai dengan kehendak Yang Maha Kuasa.

    POTENSI PENDENGARAN

    Dalam istilah bahasa Arab disebut sebagai Sam’an bentuk masdar dari asal kata kerja Samia’ – Yasmau’ yang artinya pendengaran. Dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 78 Allah menyebutkan Sam’an atau pendengaran pada urutan pertama dilanjutkan dengan Absor (penglihatan) dan Af-idah (akal atau hati). Hal ini mengandung sebuah makna tentang betapa pentingnya atau urgensi dari suatu media yang disebut sebagai pendengaran. Karena media ini yang paling pertama kali menjalankan fungsinya ketika sang anak hadir ke dunia ini sehingga kita dapat saksikan mengapa ketika sang anak lahir ke dunia yang pertama kali kita lakukan adalah mengumandangkan azan di telinga kanan dan ikamat di telinga kiri?.
    Surat An-Nahl ayat 78 juga menggunakan kata Sam’an (pendengaran) bukan Udzunun yang artinya telinga. Ini juga mengisyaratkan bahwa Udzunun yang berarti telinga merupakan bentuk Isim atau kata benda sedangkan Sam’an merupakan sigat masdar yang diambil dari kata kerja Samia’ – Yasmau’ – Sam’an. Ini menunjukan bahwa aktifitas belajar merupakan sebuah aktifitas yang selalu aktif dan energik dengan memfungsikan pendengaran sebagai salah satu media (potensi) yang dapat mengantarkan sang anak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang sebelumnya tidak diketahuinya. Melalui potensi pendengaran inilah sang anak dapat menangkap informasi atau makna yang didengar dari lingkungan di luar dirinya. Semakin banyak informasi yang akan diserap maka akan semakin banyak makna atau pengetahuan yang akan diperoleh.
    Dalam proses pendidikan dan pembelajaran potensi atau media pendengaran memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kelancaran saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Bayangkan, kalau seandainya ada anak kita yang mengalami gangguan pendengaran maka pasti akan menghambat atau mengalami kendala pada saat proses pembelajaran berlangsung. Untuk itu, potensi pendengaran yang telah dianugerahkan Allah SWT. mesti kita syukuri sebagai amanah yang harus kita fungsikan sesuai kehendak Yang Maha Kuasa Sebagai Pemberi Anugerah.

    POTENSI PENGLIHATAN

    Potensi edukatif yang kedua adalah Absor (Penglihatan). Absor merupakan bentuk masdar yang diambil dari kata kerja Basiro – Yabsiru – Absor yang berarti penglihatan. Ketika sang anak dilahirkan ke dunia, potensi penglihatan atau absor ini sudah ada pada anak tersebut namun belum dapat memainkan fungsinya. Potensi tersebut akan berfungsi secara bertahap atau berproses sesuai dengan perkembangan usia sang anak tersebut. Apa yang dilihat oleh anak tersebut akan tersimpan pada memori otak dan akan menghasilkan persepsi atau pemahaman tentang sesuatu yang sebelumnya tidak diketahuinya.
    Melalui potensi penglihatan inilah sang anak dapat melakukan pengamatan (observasi) terhadap suatu objek atau benda yang dilihatnya. Melalui observasi atau pengamatan inilah sang anak akan mendapatkan pengetahuan atau informasi tentang sesuatu. Sebagaimana kita ketahui bahwa aktifitas belajar merupakan akumulasi antara aktifitas mendengar, melihat, berpikir atau memahami dan bertindak. Potensi penglihatan merupakan salah satu potensi edukatif manusia yang dapat menunjang kelancaran dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Melalui potensi penglihatan ini sang anak dapat membaca atau mempelajari hal-hal yang bersifat tekstual maupun kontekstual. Semakin banyak hal yang dibaca atau dilihat oleh sang anak maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang didapatinya. Dengan melakukan kegiatan membaca inilah potensi penglihatan manusia dapat dikembangkan.

    POTENSI AKAL (HATI)

    Potensi edukatif yang ketiga yang terdapat pada Surat An-Nahl ayat 78 adalah Af-Idah yang artinya akal atau hati. Manusia diciptakan oleh Allah SWT. dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian dilengkapi dengan akal pikiran. Akal pikiran inilah yang membedakan manusia dengan makhluk Tuhan lainnya. Dengan kekuatan akal inilah manusia melakukan aktifitas berpikir. Potensi akal merupakan anugerah Tuhan yang terbesar untuk manusia yang harus disyukuri. Dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan bahwa “ Kebanyakan yang menjadi isi neraka dari jenis jin dan manusia adalah mereka yang memiliki hati (Qulub) tetapi dengan hati tersebut mereka tidak mau memfungsikan untuk berpikir tentang kebesaran Allah, mereka yang memiliki mata tetapi dengan mata tersebut mereka tidak mau memfungsikannya untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah, mereka yang memiliki telinga tetapi dengan telinga tersebut mereka tidak mau memfungsikannya untuk mendengar kalimat-kalimat Allah SWT. Mereka itulah laksana binatang ternak bahkan lebih hina derajatnya dibandingkan binatang ternak tersebut”.
    Ayat di atas, menarik untuk dikaji. Kalau dalam Surat An-Nahl ayat 78 seperti terdahulu, Allah menyebutkan potensi-potensi edukatif manusia secara berurutan mulai dari potensi pendengaran, penglihatan dan akal. Sementara pada ayat berikutnya di atas ini, Allah menyebutkan potensi-potensi edukatif manusia tersebut berbanding terbalik artinya secara berurutan mulai dari potensi akal, penglihatan dan pendengaran. Kedua ayat tersebut di atas, terdapat persamaan dan perbedaan.
    Letak persamaannya adalah kedua ayat tersebut sama-sama menjelaskan tentang potensi-potensi edukatif yang dimiliki oleh manusia. Sedangkan letak perbedaannya bahwa dalam Surat An-Nahl ayat 78, menjelaskan tentang potensi-potensi edukatif manusia yang masih merupakan bahan mentah yang harus dilakukan proses pengolahan menjadi bahan jadi sedangkan pada ayat berikutnya menerangkan tentang potensi-potensi edukatif manusia yang sudah mengalami proses pengembangan dalam hal ini dikatakan sebagai manusia dewasa yang tidak mau menggunakan potensi-potensi tersebut sesuai dengan kehendak Allah SWT. sebagai pemberi anugerah.
    Dalam proses pendidikan atau pembelajaran, potensi akal juga sangat berperan dalam menunjang kegiatan dalam belajar mengajar. Karena aktifitas belajar juga merupakan aktifitas berpikir. Dengan kekuatan akal maka sang anak melakukan aktifitas berpikir, bernalar sehingga melahirkan sebuah kesimpulan. Dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang diungkapkan oleh Allah SWT. dalam bentuk kalimat pertanyaan berkaitan dengan pemfungsian atau penggunaan akal manusia. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya fungsi potensi akal bagi manusia untuk dapat mengenal Sang Khaliknya. Sebagai contoh diantarnya Allah menyebutkan dalam Surat At-Tarik ayat 5 yang artinya “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan”. Contoh yang lain dalam Surat Al-Ghosyiah ayat 17 – 20 juga Allah menyebutkan “ Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana onta diciptakan, dan langit bagaimana ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan, dan bumi bagaimana dihamparkan”.
    Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan penegasan Allah SWT. secara berulang-ulang terhadap manusia agar mendorong manusia untuk dapat memfungsikan potensi akalnya secara benar sesuai keinginan Allah SWT. Pernyataan Ayat Al-Qur’an tersebut mengandung makna ilmiah yang sangat mendalam sehingga dapat mendorong manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya. Dengan begitu potensi-potensi edukatif manusia yang telah dianugerahkan Allah SWT. tersebut dapat berkembang secara wajar mencapai tingkat kesempurnaan, yakni dapat memfungsikan ketiga potensi edukatif tersebut secara seimbang sehingga pada gilirannya akan melahirkan manusia yang disebut sebagai insan kamil atau manusia sempurna.

    Kamsudin Ridwan
    D/A : Kampus UNISMA Malang, Prog. Pascasarjana Jl. Mayjend Haryono No. 193 Malang 65144
    NO HP : 081259330298

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.